“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”1 Korintus 10 : 13
…
Dahulu, ayat tersebut di atas hanya sebuah
ayat hafalan dalam kelompok tumbuh bersama saat saya remaja. Sewaktu itu,
rasanya ayat itu tak berarti bagi saya yang masih duduk di bangku sekolah
menengah. Bagaimana tidak biasa, saat itu saya merasa hidup saya baik-baik
saja, Tuhan memberikan banyak sekali berkat dan ‘kasih’Nya, lewat orang tua,
lewat teman-teman, juga saudara. Sehingga kata ‘pencobaan’ saya anggap sebagai
sesuatu yang tidak akan pernah saya temui dalam garis hidup saya.
Semuanya
berubah, ketika papa mulai di vonis kanker dan hanya memiliki harapan hidup
kurang dari setahun. Waktu itu, saya sadar bahwa ‘pencobaan’ itu pasti ada dan
selalu ada di dalam kehidupan.
‘Pencobaan’
masih terus berlanjut ketika saat itu mama mengalami kecelakaan dan harus
operasi sebanyak dua kali karena tulang bahu kanannya remuk. Kecelakaan di saat
harapan hidup untuk papa rasanya mustahil.
Menanggungnya?
Oh, berat dan saya juga harus berhadapan dengan kenyataan bahwa saya bekerja di
tempat yang salah, yang tak semestinya hingga akhirnya Tuhan memanggil papa.
Saya menata hidup saya kembali. Sulit? Pasti!
Protes saya
kepada Tuhan berhenti ketika saya pindah tempat kerja (di sekolah) dan di situ
saya menata hati yang hancur karena ditinggal papa. Karir saya amat baik, saya
dipercaya memegang sebuah kelas yang ‘penting’, bekerja sama dengan partner
yang banyak memberi pelajaran tentang bagaimana menjadi guru yang baik. Sangat
baik ketika lagi-lagi Tuhan memberi ‘pencobaan’ yang lain.
Tanggal 27
Agustus 2012, saya mengalami kecelakaan. Kecelakaan ringan kalau dilihat dari
kacamata orang biasa, tapi kecelakaan fatal bagi saya dan nasib karir saya. Saya
harus menerima kenyataan bahwa otot ligament saya sobek dan tak akan kembali
seperti semula, saya tak akan dapat berlari, lompat, dan kegiatan kegiatan lain
yang membutuhkan kelincahan. “Tidak bisa dan tidak boleh”, itu kata dokter.
Protes? Saya
mau protes apa lagi sama Tuhan? Protes bahwa hidup saya menyedihkan?
Pada awalnya
ya, saya akui saya protes, bohong kalau saya bilang saya tak protes. Tapi
kemudian saya sadar, mungkin ada ‘maksud Tuhan’ di balik ini semua, sesuatu
yang belum saya mengerti mengapa dan apa.
Segera, saya
pasti akan mengetahui ‘maksud Tuhan’ di balik proses yang berat ini.
![]() |
picture from here |
4 comments:
Hikkkssss...Glo...keep be strong yak
Ini yang ngomong emang cuma anak kecil, dableg lagi,tapi aku masih percaya Tuhan itu baik.
Jadi apa pun yg terjadi dalam hidup kita, selain ayat di atas, inget juga Yeremia 29:11:
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.“
hikksss...tema kali ini religius sekali yak...
dan eciiieeee...yg blognya ganti muka :)
i know that you knew you re strong than you think...
but i just want to tell you, I miss you :")
Kakak, Tuhan Yesus selalu bersama mu ya :")
Keep faith, aku yakin bakal ada jawaban yang pasti dari semua pertanyaan kakak hehe :"))
Terimakasih buat postingannya, bikin aku sadar kalau masalah ku bukan apa-apa untuk saat ini hehe :"))
I see the real glo in this post
:)
Post a Comment